I Wayan Edi Arsawan, S.E., M.M. atau yang kerap disapa dengan Prof. Edi merupakan salah satu dosen jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bali yang berhasil meraih gelar profesor di umurnya yang terbilang cukup muda untuk menjadi seorang profesor. Bagi beliau, gelar profesor ini bukan hal yang mudah untuk diraih, beliau harus melewati berbagai macam tantangan dalam dunia pendidikan. Beliau mengenyam pendidikan Sarjana dan Magister di salah satu Universitas ternama di Bali, yaitu Universitas Udayana. Setelah menyelesaikan pendidikan Sarjana dan Magisternya, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi yakni pendidikan Doktor. Pendidikan Doktor ini beliau tempuh di salah satu universitas yang ada di Turki.
Dosen yang akrab disapa Prof. Edi ini mengungkapkan bahwa menjadi dosen bukanlah bagian dari cita-cita yang beliau inginkan sedari remaja. Awalnya, Prof. Edi memiliki cita-cita sebagai dokter forensik karena ingin membantu kepolisian untuk menemukan kebenaran dan keadilan atas permasalahan yang ada serta ketertarikannya terhadap ilmu kedokteran. Namun, seiring berjalannya waktu takdir membawanya menjadi seorang dosen, bahkan menjadi seorang profesor di usia yang terbilang sangat muda.
Pria kelahiran 1982 ini mengaku sangat bangga atas pencapaian yang sudah ia raih hingga saat ini. Menjadi seorang profesor di usia muda seperti saat ini, membantu beliau untuk merealisasikan salah satu tujuannya yakni membuktikan dan mengubah paradigma masyarakat bahwa menjadi seorang profesor tidak harus senior ataupun menunggu usia lanjut, melainkan gelar professor pun bisa diraih di usia muda.
Hidup dengan penuh rasa syukur karena telah menjadi seorang dosen dan bergelar profesor tidak menghentikan langkahnya, Prof. Edi mengaku masih mempunyai banyak cita - cita lain yang harus dikejar. Untuk terus menumbuhkan semangat dalam hidupnya, pria berzodiak leo ini berprinsip bahwa ia tidak akan menyerah untuk mengejar dan menggapai impiannya meskipun jalan yang dilalui penuh tantangan. Selain karena kerja kerasnya untuk seluruh pencapaian yang membanggakan ini, Prof. Edi juga mendapatkan banyak motivasi dan dukungan lain dari pihak internal maupun eksternal, dengan dampingan doa keluarga, motivasi rekan-rekan di lingkungan kampus, dan masyarakat yang turut membantu selama beliau berproses.
Menurut Pria berusia 41 tahun ini, ada hal lain yang menurutnya tidak kalah penting selain usaha dan kegigihannya selama perjalanan karirnya hingga saat ini, yakni keyakinan untuk tetap bekerja keras dan tumbuhkan sikap konsistensi untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dalam hidup kita. Selain itu beliau juga menerapkan salah satu kutipan yang berbunyi, “Tidak Siap adalah Setengah dari Kegagalan,” kutipan ini merupakan kutipan dari buku favoritnya yang berjudul Strategi Perang dari Regres. Dengan kutipan ini, beliau percaya bahwa kesiapan dalam berproses akan membawanya ke dalam kesuksesan gemilang di masa depan. Tidak berhenti sampai disini, beliau sendiri juga telah menyiapkan beberapa rencana yang ingin dicapainya dimasa depan nanti yang salah satunya adalah, beliau ingin menjadi seorang peneliti handal yang lebih berpengaruh terhadap kinerja dan berkontribusi penting dalam kampus Politeknik Negeri Bali.
Badung – Perkembangan teknologi mengakibatkan terciptanya era-era baru salah satunya...
“Kemajuan teknologi seperti kapak di tangan seorang penjahat patologis,” sebuah...
I Wayan Edi Arsawan, S.E., M.M. atau yang kerap disapa...
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), merupakan bagian dari Program Merdeka...
Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) merupakan salah satu ajang talenta...
Bagaimana mahasiswa dapat mengatasi tantangan adaptasi dalam menghadapi era disrupsi?
Petualangan Sherina 2 adalah drama musikal Indonesia tahun 2023 yang...
Rindu adalah novel yang ditulis oleh Bapak Darma Sucipta yang...
I Wayan Edi Arsawan, S.E., M.M. atau yang kerap disapa dengan Prof. Edi merupakan salah satu dosen jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bali yang berhasil meraih gelar profesor di umurnya yang terbilang cukup muda untuk menjadi seorang profesor. Bagi beliau, gelar profesor ini bukan hal yang mudah untuk diraih, beliau harus melewati berbagai macam tantangan dalam dunia pendidikan. Beliau mengenyam pendidikan Sarjana dan Magister di salah satu Universitas ternama di Bali, yaitu Universitas Udayana. Setelah menyelesaikan pendidikan Sarjana dan Magisternya, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi yakni pendidikan Doktor. Pendidikan Doktor ini beliau tempuh di salah satu universitas yang ada di Turki.
Dosen yang akrab disapa Prof. Edi ini mengungkapkan bahwa menjadi dosen bukanlah bagian dari cita-cita yang beliau inginkan sedari remaja. Awalnya, Prof. Edi memiliki cita-cita sebagai dokter forensik karena ingin membantu kepolisian untuk menemukan kebenaran dan keadilan atas permasalahan yang ada serta ketertarikannya terhadap ilmu kedokteran. Namun, seiring berjalannya waktu takdir membawanya menjadi seorang dosen, bahkan menjadi seorang profesor di usia yang terbilang sangat muda.
Pria kelahiran 1982 ini mengaku sangat bangga atas pencapaian yang sudah ia raih hingga saat ini. Menjadi seorang profesor di usia muda seperti saat ini, membantu beliau untuk merealisasikan salah satu tujuannya yakni membuktikan dan mengubah paradigma masyarakat bahwa menjadi seorang profesor tidak harus senior ataupun menunggu usia lanjut, melainkan gelar professor pun bisa diraih di usia muda.
Hidup dengan penuh rasa syukur karena telah menjadi seorang dosen dan bergelar profesor tidak menghentikan langkahnya, Prof. Edi mengaku masih mempunyai banyak cita - cita lain yang harus dikejar. Untuk terus menumbuhkan semangat dalam hidupnya, pria berzodiak leo ini berprinsip bahwa ia tidak akan menyerah untuk mengejar dan menggapai impiannya meskipun jalan yang dilalui penuh tantangan. Selain karena kerja kerasnya untuk seluruh pencapaian yang membanggakan ini, Prof. Edi juga mendapatkan banyak motivasi dan dukungan lain dari pihak internal maupun eksternal, dengan dampingan doa keluarga, motivasi rekan-rekan di lingkungan kampus, dan masyarakat yang turut membantu selama beliau berproses.
Menurut Pria berusia 41 tahun ini, ada hal lain yang menurutnya tidak kalah penting selain usaha dan kegigihannya selama perjalanan karirnya hingga saat ini, yakni keyakinan untuk tetap bekerja keras dan tumbuhkan sikap konsistensi untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dalam hidup kita. Selain itu beliau juga menerapkan salah satu kutipan yang berbunyi, “Tidak Siap adalah Setengah dari Kegagalan,” kutipan ini merupakan kutipan dari buku favoritnya yang berjudul Strategi Perang dari Regres. Dengan kutipan ini, beliau percaya bahwa kesiapan dalam berproses akan membawanya ke dalam kesuksesan gemilang di masa depan. Tidak berhenti sampai disini, beliau sendiri juga telah menyiapkan beberapa rencana yang ingin dicapainya dimasa depan nanti yang salah satunya adalah, beliau ingin menjadi seorang peneliti handal yang lebih berpengaruh terhadap kinerja dan berkontribusi penting dalam kampus Politeknik Negeri Bali.